Sabtu Malam


Setelah menerima pesan dari Toil, kamu segera beranjak dan memeriksa penampilanmu sekali lagi pada cermin yang berada di kamarmu sebelum keluar untuk menemuinya.

Make up gue ga berlebihan kan?” monologmu di depan cermin.

Kamu merapikan bajumu sedikit, lalu berjalan keluar kamar dan menuju pintu depan.

Sebelum membuka pintu, kamu mengatur napasmu agar lebih tenang dan sesekali menggosok kedua telapak tangamu yang sedingin es saking tegangnya.

Tanganmu kamu ulurkan guna menyibak sedikit tirai gorden yang menutupi jendela, ingin melihat pujaan hati terlebih dulu.

Matamu menangkap sosoknya yang tengah berdiri menunggumu di depan pintu sembari memainkan ponselnya. Namun, ia tidak sendirian disana.

“Lahh? Changho ngapain kesini juga?” batinmu.

Benar, Changho, alias Skinny Brown. Teman semasa kecilmu yang selalu memakai masker itu, berdiri di sebelah Toil dan sesekali mengobrol dengannya.


“Cari siapa ya?” tanyamu dengan nada casual setelah membuka pintu rumahmu.

“Sudah berlangganan Z3n!us-nya, kak?” balas Toil, berlagak seperti sales.

Kamu tidak dapat menahan tawamu.

“Hahahaha apaan si, malah jadi sales” ujarmu.

“Receh” celetuk Changho.

“Julid aja netijen” balasmu.

Toil segera menginterupsi.

“Kalian akrab banget dah. Kaya adek abang kalo gua liat-liat”

“TAPI KITA LAGI BERANTEM, ANJROT” batinmu.

“Ogah banget punya abang kaya dia” tepismu.

“Lah? Gua sih mendingan jadi anak tunggal kaya raya daripada jadi abang lu” balas Changho tidak mau kalah.

Toil hanya tertawa dan mengajakmu serta Changho untuk segera menaiki mobilnya agar cepat tiba di tempat makan untuk mentraktir kalian.


Sesampainya ditempat tujuan, kamu memilih kursi yang berhadapan langsung dengan Toil, sedangkan Changho duduk tepat di sebelahnya.

“Anto, Anto... lu mau ngajak kita diare bareng apa gimana?” celetuk Changho.

“Gua udah lama pengen nyoba ini. Tapi gak ada temennya” balas Toil.

Tidak lama, dua orang pelayan tiba sembari membawa nampan yang berisi makanan dan minuman yang telah kalian pesan sebelumnya.

“Cabenya serem banget dah” ujarmu setelah pelayan-pelayan tadi pergi.

Bagaimana tidak? Tempat makan itu memang menjual aneka menu mie dengan tingkat kepedasan yang cukup gila.

“Santai, gua udah beli susu biar gak sakit perut.”

Rupanya Toil penuh dengan persiapan.

“Emang ngaruh apa?” tanya Changho tidak percaya.

“Tapi, kata temen gue juga gitu sih. Biar pedesnya cepet reda dan ga bikin perut panas” jawabmu.

“Curiga. Jangan-jangan ni anak emang sengaja pengen bela Anto” batin Changho yang penuh curiga.


Puluhan menit telah berlalu, kamu, Toil, dan juga Changho sama-sama diam, berusaha menahan pedas di lidah dan tenggorokan masing-masing.

Peluh bercucuran, bahkan hidung pun sepertinya sudah penuh lendir yang siap meluncur keluar kapan saja.

Tidak hanya itu, mata kalian juga tampak berkaca-kaca seperti habis mendengar kisah sedih yang menyayat hati.

“Bibir gua kayanya makin seksi” ujar Toil yang bibirnya tampak merekah dan sedikit membengkak akibat mengkonsumsi hidangan super pedas tadi.

Kamu kewalahan menahan tawa setelah mendengar celetukannya.

Bagaimana tidak? Jika kamu tertawa, kamu akan tersedak. Dan jika menahannya, mungkin saja ingusmu akan keluar.

“Seksi apanya anjir? Jontor begitu” ucap Changho.

Tawamu makin tidak bisa ditahan setelah melihat wajah Changho yang tampak seperti bocah polos yang habis diomeli ibunya.

Tidak hanya itu, kedua hidungnya pun ia sumbat menggunakan tissue.

“HAHAHAHA LU NGAPAIN SIH?— URGH. UHUK. UHK—” kamu tersedak, hidung dan tenggorokanmu terasa pedas sekali.

Terasa menyakitkan dan sedikit pengar, sangat tidak mengenakkan.

Toil yang duduk di depanmu segera bangkit dari kursinya dan menepuk bahumu pelan. Ia juga menyodorkan air dan juga tissue.

“Minum dulu. Pelan-pelan” titahnya.

Tidak lama, kamu pun sudah kembali pulih.

“Cup, cup, cup, jangan nangis” ujar Toil sembari menepuk-nepuk kepalamu setelah melihat wajahmu yang memerah dan bercucuran air mata akibat menahan perih saat tersedak tadi.

“Ingus lu tuh, lap dulu” ucap Changho yang hidungnya masih ia sumbat.

“Iya tuh, takutnya ketelen” sahut Toil sembari tertawa.

Ingus katanya?

Kamu membulatkan matamu dan segera mengambil tissue guna mengelapnya.

“GUE MALU-MALUIN BANGET ANJROT! MANA DI DEPAN GEBETAN LAGI” batinmu menahan malu


“Error Code”