Confession
Dua cangkir teh hangat kamu letakkan dengan hati-hati diatas meja, lalu kamu duduk di sofa tepat di sebelah ibumu yang tengah menonton tayangan kesukaannya di televisi.
“Tumben,” celetuk ibumu yang melihatmu sekilas. Fokusnya kembali pada tayangan yang tengah ia tonton.
“Mama,” panggilmu dengan ragu.
Mendengernya, ibumu mulai mengalihkan atensinya padamu yang terlihat kikuk.
“Mau ngomong apa?” tanya ibumu yang sudah hafal dengan gelagatmu.
Berdasarkan iklan yang kamu lihat di televisi, ibumu harus menyeruput tehnya terlebih dulu agar dapat menerima pengakuan yang akan kamu ucapkan nantinya. Sehingga, kamu menyodorkan secangkir teh hangat yang tadi kamu bawa.
“Minum dulu, Ma,” pintamu yang diterima baik oleh ibumu.
Ibumu mulai menyeruput teh hangat yang sudah berada ditangannya perlahan-lahan, ia tidak berbicara apapun, menunggumu memulai pembicaraan terlebih dulu.
“Aku mau ngomong hal penting. Tapi, Mama jangan marah ya?” ujarmu hati-hati.
“Tergantung. Kalo kamu yang salah, masa Mama diem aja?” balas ibumu, sengit.
“Ini bukan pengakuan dosa, Ma. Dengerin dulu,” sanggahmu.
Ibumu hanya mengangguk, mempersilahkanmu untuk bicara.
“Sebenernya, aku udah mulai pacaran, Ma”
“Sama Toil,” sambungmu.
Ibumu terlihat sedikit terkejut, bahkan matanya sampai terbuka lebar. Namun, ia kembali menyeruput tehnya dengan tenang.
“Dari kapan?” tanyanya.
Kamu mengingat-ingat sejenak, “Belum lama. Sekitar seminggu yang lalu?” jawabmu sedikit ragu.
“Apa yang kamu suka dari dia?” cecar ibumu.
Mungkin ibumu akan banyak memberikan pertanyaan, layaknya seorang polisi yang menginterogasi saksi atas kasus yang ditanganinya.
“Banyak! Dia orangnya baik banget, Ma. Aduh, ini klasik banget, tapi dia emang beneran baik,” jawabmu dengan semangat.
Kamu tersenyum sumringah saat membicarakannya, “Toil lucu, selalu bisa bikin mood aku membaik, selalu bikin ketawa. Keliatannya sangar, tapi aslinya kaya anak kecil. Gemes banget!”
“Dia ga pernah jaim, atau keliatan sok baik. Dia selalu nampilin diri dia apa adanya. Terbuka sama aku, suka berbagi cerita walaupun hal sepele, dan dia ga pernah bohong,” sambungmu.
Kamu teringat sesuatu yang sangat penting, “Biarpun dia perokok, tapi dia ga pernah ngerokok di depan aku. Setiap ketemu pun dia selalu ganti baju dulu biar ga ada bau rokok yang nempel di badan dia,” imbuhmu.
Tidak adanya respon dari ibumu, membuatmu sangat gelisah. Sehingga, kamu memberanikan diri untuk bertanya.
“Ma, aku boleh kan pacaran sama Toil?” tanyamu.
“Terserah kamu.” balasnya ambigu.
“Kok terserah, Ma?” tanyamu yang masih menuntut jawaban yang jelas dari ibumu.
Bukannya menjawab, ibumu malah sibuk mengganti channel televisi.
“Besok suruh dia kesini. Mau Mama ajak pergi,” titahnya.
Kamu bingung, untuk apa ibumu mengajaknya pergi?
“Pergi kemana? Sama aku juga kan?” cecarmu.
“Pergi belanja. Kamu ngikut aja biar tau,” jawabnya.
Kamu masih belum puas dengan jawaban ibumu, “Ngapain? Kok diajak belanja?”
“Biasanya, sifat asli orang itu akan muncul saat bepergian jauh dan saat disuruh nunggu. Mama pengen tau, dia kalo diajak nemenin belanja kaya gimana?” tutur ibumu.
“Sabar atau engga, mukanya kusut atau engga, nyebelin atau engga. Papamu aja nggak pernah suka loh kalo Mama ajak buat nemenin Mama belanja, katanya kelamaan serasa nungguin anak sekolah. Nyebelin kan?” lanjutnya.
Dalam hati, kamu membenarkan ucapan ibumu. Jujur saja, kamu pun tidak begitu senang menemani ibumu belanja. Karena beliau akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memilih barang yang disukainya dengan harga yang sedikit lebih miring dibanding toko yang lainnya.
“Jadi, Mama ngebolehin aku pacaran sama Toil kan?” tanyamu.
“Nggak tau. Mama pikir-pikir dulu. Lagian, kenapa sih kamu sukanya sama yang tatoan kaya gitu?” balasnya.
“Tato itu cuma hiasan, Ma. Tatonya keren banget loh itu!” ujarmu dengan semangat.
Ibumu mengehela napas panjang, “Haaaaa, terserah lah!”
“Pantesan aja dia caper banget sama Mama pas Mama ke rumah Changho,” tutur ibumu.
“Caper gimana? Tapi, dia ga aneh-aneh kan, Ma?”
“Engga sih. Cuma pas Mama lagi ngobrol sama temennya Changho yang kalem itu, dia keliatan pengen nimbrung banget,” jelas ibumu.
“Error Code”