Lovely Day
Kamu dan Noritoshi tengah berpiknik di halaman belakang rumah kalian.
Sebenarnya piknik ini tidak direncanakan sebelumnya, hanya ide spontan yang keluar ketika melihat indahnya bunga-bunga yang kamu tanam mulai bermekaran.
“Kamo, kok kamu ga bilang kalo bisa bikin toast seenak ini?” tanyamu yang takjub setelah menggigit toast buatan suamimu.
“Kamu suka?”
Kamu hanya mengangguk sembari menikmati toast yang ada di tanganmu dengan lahap.
Noritoshi tersenyum hangat melihatmu begitu lahap.
“Pelan-pelan aja makannya. Besok saya buatin lagi kalau kamu mau” ujarnya sembari tertawa.
“Bener?”
Noritoshi mengangguk mantap sebelum menjawab.
“Kamu minta saya buatin candi pun akan saya kabulin”
Kamu tertawa geli mendengarnya.
“Gombal mulu”
“Nggak gombal”
“Gombal”
“Nggak”
Acara piknikmu belum usai. Kini kamu tengah berbaring dengan paha Noritoshi sebagai bantalan.
Sedangkan Noritoshi fokusnya berpusat pada buku yang tengah ia baca.
“Kamo..”
“Hm?” balasnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebal di tangannya.
Ide jahil mulai terlintas di pikiranmu, agar atensinya kembali padamu.
“Gombalin aku dong” pintamu yang sukses membuat Noritoshi menutup bukunya.
“Aneh. Kamu kan tau, saya nggak bisa gombal?” balasnya.
“Bisaaaaa. Coba dulu”
“Saya nggak bisa”
“Ayo, Kamo... Tapi jangan gombalan bapak kamu”
“Emang kamu pernah denger gombalan bapak saya?” tanyanya dengan wajah serius.
Hening.
Kamu masih berpikir.
“Anjir, ngapa jadi bapaknya? Tadi gue ngomong apaan sih?” batinmu.
Masih hening. Noritoshi masih menatapmu dengan tatapan penuh tanya.
“Maksudnya bukan itu”
“Terus?”
“Yang kaya gombalan kamu dulu itu loh, yang nanyain aku tuh anaknya pak Gojo atau bukan”
“Oh, sebentar. Saya mikir dulu”
“Aku tunggu” jawabmu sembari terkekeh kegirangan.
“Udah belom mikirnya?”
“Kamu tau nggak apa bedanya kamu sama nyamuk?” ujarnya.
“Ga tau. Emang apa?”
“Kalau nyamuk yang ngedeketin saya, akan saya tepuk. Kalau kamu, saya peluk” jawabnya sembari mengecup keningmu.
Kamu segera menutupi wajahmu yang terlihat memerah karena malu.
Tawa sumringah pun tidak bisa kamu tutupi.
“Kamu sebahagia itu saya gombalin?” tanyanya.
“Hahahahaha abisnya kamu lucu” jawabmu yang masih menutupi wajah.
“Sumber tawa dan bahagiamu sederhana ya? Saya heran, soalnya kamu nggak pernah minta dibeliin ini itu ke saya.”
“Kenapa aku harus minta kalo semua yang aku butuhin udah kamu penuhi?” jawabmu dengan tenang.
Blush
Noritoshi langsung memalingkan wajah dan menutupi mulutnya.
Kamu hapal betul dengan tingkahnya ketika ia merasa malu dan salah tingkah.
“Saya kan suami kamu. Itu kewajiban saya” ujarnya kemudian.
“Kamo..”
“Ya?”
“How much do you love me?“
“I don't know. I never tried to count uncountable things“
ーENDー