Awal yang Singkat
Pukul 15.19 kamu baru memasuki area parkir kantor tempatmu bekerja.
Kamu memarkirkan motormu dengan hati-hati di sebelah motor sport hitam yang entah milik siapa.
Setelah meletakkan helm pada rak khusus yang disediakan untuk menyimpan helm, kamu pun bergegas menuju gedung kantormu.
“Oi!” panggil seseorang.
Kamu menghentikan langkahmu sejenak.
“Masa manggil gue sih?” batinmu, lalu kembali melanjutkan langkahmu yang sempat terhenti.
“Oi!”
Kamu mulai menoleh dan mencari sumber suara hingga matamu menangkap sosok yang masih terlihat asing bagimu.
Seorang pria tengah duduk di bangku taman dengan selinting tembakau di tangannya menatapmu dari kejauhan.
“Dia bukan sih yang manggil?” kamu terus bertanya-tanya dalam hati.
Kamu menunjuk dirimu sendiri, seolah bertanya “Gue yang lu maksud?”
Pria tersebut mengangguk.
“Emang ada siapa lagi kalo bukan lu?” ujarnya.
Kamu mulai melihat sekelilingmu, dan benar saja disana memang sangat sepi. Hanya ada dua satpam yang menjaga gerbang depan.
“Kenapa?” tanyamu sembari berjalan menghampirinya.
“Abis dari mana?” balasnya yang malah balik bertanya.
“Bank”
Ia hanya mengangguk.
Kamu menatap pria di depanmu, meneliti dari ujung rambut hingga ujung sepatu hitam miliknya.
Pria itu terlihat sangat mencolok, dengan warna rambut berwarna kuning terang, piercings yang menghiasi telinganya, kemeja hitam dengan corak putih yang terlihat hidup, dan beberapa aksesoris lainnya. Semua itu nampak sangat cocok dengannya.
Ia terlihat layaknya model fashion yang mampir ke kantormu, bukan seperti pegawai kantor biasa.
“Beneran kaya model anjir” batinmu.
“Yaudah sono, masuk” titahnya.
“Hah? Cuma mau nanya gini doang?”
Ia mengangguk sembari menghisap rokok yang berada di sela jarinya.
“Yeee ga jelas banget” celetukmu pelan sebelum beranjak pergi.
“Gua denger ya” balasnya.
“Hahahaha maap kak. Duluan yaa” pamitmu.
“No Silhouette”